Cerita Perjalanan

September di Jakarta

Jakarta, Ibukota yang tak pernah singgah di hati tapi mulai saya rindukan ingar bingarnya. – Iyos Kusuma.

Sejak besar di Bandung dan pindah ke Jakarta, lari bagi saya adalah olahraga paling individual, sekaligus menjadikannya olahraga favorit saya. Beruntung, saya tinggal tidak jauh dari Senayan yang cukup ramah memberi saya ruang aman dan nyaman untuk berlari.
Mencakar langit, mencengkram bumi.
Seorang pejalan kaki melintas di jembatan penyeberangan orang. Di beberapa area di Jakarta, beberapa fasilitas umum, seperti JPO, juga memiliki fungsi estetis. Iya, untuk mempercantik kota. Sementara di area lainnya, ada, terawat, atau tidak mengalami disfungsi saja sudah bagus.
Halte bus Transjakarta.
Ruang terbuka di antara rimbunnya gedung di kawasan Sudirman. Semoga pandemi yang tidak berkesudahan ini menyadarkan sebagian pemilik modal dan penguasa untuk membuka ruang terbuka lainnya bagi publik.
Pernah berpikir arah apa yang sebenarnya ditunjuk oleh patung-patung pemanah di Gelora Bung Karno, terutama patung Arjuna Pemanah? Atau tidak ada arah tertentu yang ditunjuk?
Guiding block, kadang menuntun ke jalan yang benar. Kadang berujung di tukang batagor, jalan buntu, atau maut.
Advertisement

9 thoughts on “September di Jakarta”

  1. Jakarta itu ngangenin. Di tahun-tahun awal saya mulai tinggal di Jakarta kayaknya gak mungkin kata-kata ini terlontar dari mulut saya sih. Tapi ini mungkin juga karena hubungan saya di kota ini pun sudah jauh berbeda dibanding dulu. Dari mungkin sekedar biji yang terbawa arus terus singgah di tanah Jakarta, hingga jadi bakal pohon yang akarnya mulai dalam masuk ke tanah dan jadi lebih susah untuk dicabut/dipindahkan.

    Liked by 2 people

    1. Hahaha. Setuju, Bam. Buat saya yang datang dari kota yang jauh lebih sejuk, nyaman, dan kecil, Jakarta itu ya sedekar tempat nyari duit. Ngga pernah terikat secara emosi gitu. Walau setelah setahun pandemi, sesekali kangen juga sama suasana ramai yang biasa dirasain.

      Ya, semoga suatu saat nanti, kalau akarnya harus dipindahin lagi, pohonnya akan tetap kokoh, teduh, dan berbuah ya.

      Liked by 2 people

    2. Suhu udara Jakarta itu memang salah satu hal yang bikin saya stress sih pas awal-awal kerja di sini.

      Ya semoga deh, di manapun pohonnya berdiri, tetep bisa tumbuh sehat.

      Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.