![]() |
Pesona Palembang bukan hanya Sungai Musi pada malam hari. Mari cicipi kuliner khas Palembang. |
Mengecap Palembang di lidah tak melulu bicara soal pempek. Pempek memang sudah dikenal sebagai penganan khas Palembang. Makanan ini punya caranya sendiri untuk memikat para pencinta kuliner. Olahan ikan tenggiri yang membuat lidah bergoyang, disiram cuka pedas yang membuat dahi berkeringat. Rasanya kuat dan khas.
![]() |
Rumah makan martabak HAR di Jalan Sudirman, Palembang, pioner martabak HAR di Palembang. |
Kali ini saya coba menjajal kuliner dengan rasa yang lebih ringan di Palembang, martabak HAR. Saya mengunjungi penjual martabak HAR yang terletak di Jalan Sudirman, Palembang. Sebenarnya, martabak HAR dapat ditemui di tempat-tempat lain di Palembang. Hampir di seluruh sudut kota. Entah, itu adalah cabang dari penjual pertama atau bukan.
Menurut teman yang menemani saya selama tiga hari di Palembang, penjual martabak HAR di Jalan Sudirman ini adalah cikal bakal menjamurnya penjual martabak HAR di seluruh Palembang. Di depan tempat makan, terpasang banner besar dengan foto H. Abdul Rozak, nama yang kemudian disingkat menjadi HAR. Tulisan ‘SEJAK 7-7-1947’ yang tertera seperti menegaskan senioritas rumah makan ini sebagai penjual martabak HAR perdana di Palembang.
![]() |
Martabak yang sudah digoreng sedang ditiriskan. |
Di sini, saya bisa langsung menyantap martabak di tempat. Jangan bayangkan olesan selai hazelnut Nutella, atau malt Ovomaltin, atau juga bongkahan cokelat Toblerone. Martabak HAR punya cara sendiri untuk memanjakan lidah. Ini adalah martabak asin, atau yang sering disebut martabak telur. Tapi, martabak HAR juga tidak sama dengan martabak asin yang biasa saya temui di kota lain.
Abdul Rozak mengadaptasi kuliner India dalam menyajikan martabak kepada masyarakat Palembang. Martabak HAR tidak diolah dengan daging cincang dan daun bawang seperti martabak asin pada umumnya. Olahannya lebih sederhana. Hanya dua buah telur mata sapi yang dibungkus dengan kulit martabak.
![]() |
Di dapur kecil, martabak HAR sedang disiapkan bagi para pembeli. |
Sekarang, mari bicara rasa. Rasa martabak HAR tidak terlalu asin. Gorengannya juga tidak segaring martabak asin pada umumnya. Rasa khas martabak HAR justru datang dari sepiring kecil kari kambing dengan potongan kecil kentang rebus yang disajikan bersama martabak. Jika masih ingin menambah kuat rasa, silakan tuang kecap asin dengan potongan cabe rawit. Penasaran? Ini dia penampilannya.
![]() |
Martabak HAR disajikan dengan kari kambing dan sate ayam. |
Anda tidak terlalu suka menyantap kambing? Jangan khawatir. Rasa dan aroma kambingnya tidak terlalu kuat. Atau jika Anda benar-benar tidak suka menyantap daging kambing, sate ayam yang disajikan di sini juga bisa jadi pilihan.
Porsi martabak HAR tidak terlalu besar. Saya merekomendasikan martabak HAR sebagai cemilan sebelum untuk menyambung makan pagi dengan makan siang Anda. Selamat mencoba!
Yang di depan hotel malah ga sempet cobain. Haha iya, des. Kari kambing enak kali jam segini ya :')
LikeLike
indomie goreng dong kang
LikeLike
Sini. Dibikinin. Balik buru.
LikeLike
Ini restoran tempat biasa aku ngajak temen buat makan. Di sana juga ada menu Nasi Minyaknya 🙂 kalo ke Palembang lagi kontak-kontak ya, biar bisa diajakin icip kuliner Palembang lainnya ^^
LikeLike
Ah, ga coba kemarin! Mungkin karena kemarin ga berpikir makan makanan berat pas di sana. Siap, nanti dikabari kalo ke sana lagi, Om! Makasih 🙂
LikeLiked by 1 person