Tips dan Inspirasi

Mendaki Gede Pangrango? Dua Benda Ini Tidak Boleh Dibawa

Jika Anda menanyakan gunung dengan persyaratan pendakian tersulit, maka jawaban saya adalah Gunung Gede Pangrango. Para pengurus Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) punya caranya sendiri untuk menjaga keasrian gunung, sekaligus keselamatan para pendaki.

Saya masih ingat ketika saya dan seorang kawan terpaksa harus memutar kendaraan dari kantor taman nasional ini karena jumlah kami hanya berdua. Jumlah mnimal pendaki dalam satu kelompok adalah tiga orang. Anda tahu, kami akhirnya berbelok ke Banten!

Baru-baru ini, pengurus TNGGP mengeluarkan sebuah maklumat. Pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup sampai akhir Maret 2017. Ada tiga alasannya. Pertama, demi keselamatan pendaki. Awal tahun 2017 diperkirakan menjadi waktu dengan curah hujan tinggi. Angin diprediksi akan bertiup kencang dan suhu udara juga diperkirakan rendah di taman nasional.

Alasan kedua, pemulihan ekosistem taman nasional di jalur pendakian, puncak Gede dan puncak Pangrango, serta alun-alun Mandalawangi dan alun-alun Suryakencana.

1060797
Membawa makanan dan minuman dalam kemasan ke gunung memang praktis. Tapi jangan lepaskan tanggung jawab untuk membawa sampahnya kembali turun.

Alasan terakhir, memberi kesempatan bagi hewan-hewan di sana untuk kawin! Ya, awal tahun ini adalah musim kawian buat mereka. Ternyata Anda bukan satu-satunya spesies yang membutuhkan privasi untuk berhubungan intim! Beberapa titik di jalur pendakian TNGPP adalah jalur perlintasan hewan-hewan.

Dua Benda ini Dilarang

Ada hal yang sebaiknya Anda perhatikan setelah pendakian TNGGP dibuka kembali pada 1 April 2017. Pengurus TNGGP akan memberlakukan peraturan baru, yakni melarang para pendaki membawa air minum dalam kemasan sekali pakai dan tisu basah.

Mengapa? Atas nama kebersihan lingkungan TNGGP. Sepanjang tahun 2015, para pemgurus dan relawan TNGGP melakukan operasi bersih gunung di sepanjang jalur pendakian. Operasi dilakukan bukan hanya untuk membersihkan area taman nasional dari sampah, melainkan juga untuk meneliti kebiasaan para pendaki.

Baca juga: Jiwa-jiwa yang Bersemayam di Gunung Salak.

Anda tahu, botol minum yang selalu Anda bawa mendaki? Sampah jenis ini ternyata menjadi mayoritas sampah yang mereka temukan di sepanjang jalur pendakian. Sekitar 63 persen sampah yang mereka kumpulkan adalah botol minum sekali pakai.

p1060597
Botol minum sekali pakai menjadi salah satu jenis sampah yang jamak ditemukan di sepanjang jalur pendakian, terutama di sumber air atau di lahan-lahan yang biasa dijadikan tempat buang air.

Ah, kumpulkan saja para pengepul sampah. Kan itu bisa mereka jual? Ini dia satu jawaban yang tidak terdidik. Sampah yang dibawa ke atas gunung adalah tanggung jawab masing-masing. Apalagi jika botol-botol yang ditemukan di TNGGP adalah botol berisi air seni dari para pendaki seperti yang dikumpulkan para pengurus taman nasional. Siapa pula yang mau menggunakannya?

Selama operasi pembersihan gunung dilakukan, hal lain yang mengganggu para pengurus taman nasional ialah tisu basah yang berserakan. Rasanya saya tidak perlu sebutkan bahwa tisu basah yang dimaksud ialah tisu basah yang telah digunakan untuk buang air. Besar atau kecil.

Bukankah tisu basah bisa terurai dengan sendirinya? Bukankah kotoran bisa menjadi pupuk untuk menyuburkan vegetasi di sana? Sebenarnya ini bukan masalah bisa terurai atau tidak terurai. Membuang sampah adalah soal tanggung jawab. Jika Anda membuang sampah di balik bantal Anda, bukan urusan makhluk hidup lain. Namun, ingatlah, Anda bukan satu-satunya makhluk hidup yang menempati atau bertamu ke TNGPP. Ketahuilah pula bahwa tisu basah memiliki kandungan pelastik yang tidak dapat mudah diurai alam.

Sebagai solusi, saya saranan Anda untuk membawa botol minum ‘permanen’ alias bukan sekali pakai. Ya, saya tahu botol minum Aqua, Nestle, RON 88, dan sebagainya pun bisa Anda gunakan berkali-kali. Ikuti saja peraturannya. Jangan bawa botol minum kemasan sekali pakai ke TNGGP.

Jika Anda tidak rela membawa botol minum mahal Anda ke atas gunung, cobalah untuk membeli botol minum yang bisa diliipat atau digulung. Ketika botol ini kosong, Anda bisa melipat atau menggulungnya agar bisa diselipkan di dalam tas.

Nah, selama berada di lahan perkemahan, Anda bisa menggunakan jerigen pelastik yang juga bisa dilipat untuk kebutuhan memasak dan mencuci. Harganya dua jenis barang ini tidak terlalu mahal, Anda bisa temukan dengan mudah di toko-toko belanja online.

52 thoughts on “Mendaki Gede Pangrango? Dua Benda Ini Tidak Boleh Dibawa”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.