Tips dan Inspirasi

4 Jurus Menghadapi Macet saat Liburan

Selamat memasuki masa libur panjang! Bagi sebagian orang, akhir tahun identik dengan waktunya berlibur. Bagaimana tidak? Tidak sedikit karyawan yang sengaja mengambil jatah cuti untuk menyambung libur Hari Raya Natal dan cuti bersama Hari Raya Natal dengan malam pergantian tahun. Jika digabungkan, maka jumlah hari untuk berlibur pada akhir tahun ini ada sekitar sembilan hari!

Salah satu imbasnya adalah kemacetan lalu lintas kendaraan. Antrean panjang di jalanan dianggap sebagai harga yang harus dibayar untuk menuju beberapa tempat liburan, sebut saja dari Jakarta ke Bandung—seperti yang akan saya lakukan untuk merayakan Natal bersama keluarga.

1050384-01.jpeg
Antrean kendaraan ketika saya menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Surakarta pada masa mudik Lebaran tahun lalu.

Saya selalu memastikan tanggal keberangkatan dari Jakarta menuju Bandung, dan sebaliknya. Jika itu adalah tanggal merah apalagi libur panjang, saya akan memilih bepergian dengan menggunakan kereta api.

Ada beberapa hal yang biasanya saya siapkan untuk menghadapi kemacetan selama berjam-jam di perjalanan ketika berlibur atau pulang ke kota lain. Sebenarnya ini adalah hal-hal sederhana yang saya pelajari karena rutin saya jalani. Silakan dibaca, semoga bermanfaat untuk melarutkan jenuh Anda di tengah kemacetan akhir tahun ini.

Baca juga kalender nasional tahun 2017 di sini. Ada 20 hari libur nasional dan cuti bersama yang bisa Anda manfaatkan untuk bepergian.

1. Gunakan Pakaian yang Membuat Anda Nyaman

Salah satu hal utama yang saya pastikan sebelum menempuh perjalanan panjang: saya mengenakan pakaian yang membuat saya tetap nyaman. Gunakanlah kaos dengan bahan ringan yang mudah menyerap keringat, celana yang agak longgar, dan sandal.

Saya pernah menempuh perjalanan selama 26 jam dari Jakarta menuju Surakarta ketika masa mudik Lebaran beberapa bulan lalu. Saya tidak bisa membayangkan jika pada saat itu saya mengenakan kemeja, celana jeans yang tidak longgar, dan sepatu yang tertutup rapat.

fb_img_1482554349504-01.jpeg
Salah satu hal yang tidak saya ulangi: menggunakan sepatu ketika menempuh perjalanan yang memakan waktu lama. Teman saya memilih untuk mengenakan kaos longgar, celana pendek, dan sandal jepit saat menempuh perjalanan dari Bandung menuju Malang tahun 2010 lalu.

Pendingin udara di dalam kendaraan—apalagi kendaraan umum, katakanlah mobil travel—terkadang tidak bekerja baik. Tidak terasa dingin pada siang atau sore hari, namun terlalu dingin pada malam hari. Maka selain menyarankan untuk memakai kaos yang mudah menyerap keringat, saya juga menyarankan agar jaket selalu berada di tempat yang mudah diraih, misalnya di bagian atas dalam tas Anda.

Baca juga tips saya dalam mengemas pakaian secara efisien saat bepergian di sini.

2. Siapkan Persediaan Makanan dan Minuman

Sayangnya layanan pesan antar dari restoran siap saji tidak bisa masuk ke jalan tol untuk menambal lapar di tengah kemacetan. Tenang, hal mudah ini bisa dilakukan sebagai solusi kelaparan di tengah kemacetan: bawalah makanan dan minuman secukupnya.

Beberapa kali saya selalu meremehkan hal ini. Terkadang, saya dengan lagak petantang-petenteng merasa malas untuk mampir membeli makanan dan minuman ringan sebelum memulai perjalanan. “Nanti aja beli di jalan, ga usah ribet,” pikir saya. Sampai akhirnya rasa haus itu tiba.

Tidak, saya tidak perlu membawa sebungkus masakan Padang ke dalam kendaraan. Beberapa jenis makanan biasanya mudah membuat saya merasa kenyang untuk sementara waktu, misalnya roti sobek, beberapa buah pisang, dan sekotak susu.

fb_img_1482554710321.jpg
Mampirlah sejenak ke toko atau mini market sebelum Anda memulai perjalanan. Perbekali perjalanan Anda dengan makanan dan minuman ringan.

Jika Anda bepergian dengan transportasi umum, sebaiknya Anda tidak menyeduh mie instan dalam kemasan di dalam kendaraan. Percayalah, tidak semua orang suka dengan aroma mie instan di dalam kendaraan berpendingin ruangan. Mungkin sama seperti rasa tidak suka Anda terhadap bau muntah orang lain yang mual karena aroma mie instan yang Anda makan di dalam kendaraan.

3. Biarkan Musik atau Buku Bekerja

Berbincang ringan dengan penumpang lain di dalam kendaraan umum bisa jadi hal yang menghibur saya ketika berada di tengah kemacetan. Terkadang. Saya ingat, perbincangan dengan salah satu orang asing yang terus-menerus menguji argumentasi saya atas pilihan saya untuk tidak menikah. Well, this is not related to your life anyway, Sir. Why do you care? Kemudian saya bersyukur pada Nathaniel Baldwin yang telah memperkenalkan pelantang telinga atau earphone kepada dunia pada awal abad ke-20.

Baca juga: Lima Pertanyaan Seputar Traveling yang Mengganggu di sini.

Mendengarkan musik atau membaca buku adalah contoh kegiatan yang jamak dilakukan untuk mengalihkan rasa jenuh dalam perjalanan—selain untuk menangkal teman perjalanan yang tidak menyenangkan. Persiapkan bahan bacaan atau pelantang telinga di dalam tas Anda sebelum berangkat.

Jika Anda merasa mual ketika membaca di dalam mobil, mungkin cara saya membaca bisa Anda ikuti. Jangan membaca dengan posisi menunduk. Angkat tinggi buku atau gawai Anda dengan posisi 90° dan mulailah membaca. Saya tidak berniat mencari penjelasan ilmiah untuk hal ini, tapi silakan mencoba, mungkin cara ini juga bekerja untuk Anda.

4. Jangan Tinggalkan Power Bank

Tidak. Saya tidak menjerumuskan Anda untuk selalu terpaut pada gawai di mana pun dan kapan pun. Saya tahu, bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar Anda tetaplah penting. Namun jangan lupa, mengabarkan keluarga atau kekasih Anda juga tidak kalah penting.

Jangan biarkan orang-orang yang mencintai Anda merasa resah karena tidak bisa menjangkau Anda melalui telepon seluler ketika Anda masih terperangkap di tengah kemacetan. Pastikan daya di telepon seluler Anda tersisa cukup untuk berkomunikasi dengan orang lain. Membawa power bank adalah salah satu solusi yang saya rekomendasikan.

Bagaimana dengan Anda? Apakah punya jurus sendiri untuk mengusir jenuh saat terperangkap di tengah kemacetan saat berlibur?

27 thoughts on “4 Jurus Menghadapi Macet saat Liburan”

  1. Wah, harusnya selama ini saya juga berterima kasih dengan Nathaniel Baldwin ya karena telah menciptakan earphone di kala travelingnya saya. Haha. Terima kasih sudah mengingtakan mas. Btw, lagu yang sering didengarkan apa mas? 🙂

    Like

    1. Sama-sama. Hehe.. Ga ada lagu tertentu yang harus didengerin sih. Terkahir kali nge-trip ke Bandung, saya dengerin lagu-lagunya Carla Bruni. Snagat ga ngerti sama arti liriknya yang dinyanyiin pake Bahasa Perancis sih. Tpi, suara serak dan oetikan gitar carla Bruni bener-bener bikin adem. Beberapa kali ketiduran dengerin lagu-lagunya 🙂

      Like

  2. kalo bawa mobil pribadi, biasanya pas macet begini, malah sengaja nyetel radio-radio antimainstream, macam radio lokal yang gelombangnya masih AM lah, yg siarannya pake bahasa lokal lah, yang lagunya lagu daerah semua lah. Lumayan buat ngusir bete, karena malah ketawa ngikik lucu2an ndengernya 🙂

    Liked by 1 person

    1. Hahaha menarik! Belum pernah dicoba nih buat ngilangin bosen pas macet. Biasanya yang lucu kan iklan-iklan produk lokalnya gitu ya. Bener, apalagi kalo pake bahasa yang ga akrab sama kita :))

      Liked by 1 person

    2. iya mas, iklannya juga suka kocak. Pernah gak denger iklan jualan obat herbal gini: “Alamat kami di Jln.XYZ (lupa nama jalannya apa wkt itu) no sekian. Turun di pertigaan, lihat spanduk, maju sedikit” <—dan iklan ini diulang-ulang setiap 5 menit sekali di radio lokal itu. Hiburan banget kan?

      Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.