Cerita Perjalanan

Mengangkasa dengan Pesawat Kepresidenan

“Yang terhormat Presiden Republik Indonesia, Ibu Negara, beserta rombongan, selamat datang di pesawat…..”

Menjadi jurnalis adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Saya tidak mengambil mata kuliah jurnalistik di kampus. Namun, tugas akhir saya di jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan menjadi pintu gerbang yang saya masuki ke alam jurnalisme.

Hampir enam tahun saya menjadikan rutinitas ini sebagai profesi. Bukan rahasia lagi, gaji yang saya terima setiap tanggal 24 bukan sesuatu hal yang bisa dibanggakan dari profesi ini.

Baca juga pengalaman saya meliput pencarian para korban tragedi pesawat Sukhoi Super Jet 100 di sini.

Jika Anda ingin menjadi kaya raya, jadilah pengusaha. Namun, jika Anda mau pengalaman yang kaya, jadilah jurnalis. Saya sangat mensyukuri hal-hal yang saya alami sejak tahun 2011. Berada di bawah kepulan gas air mata, berada di perbatasan Jalur Gaza, hingga terbang dan hinggap sana-sini dengan pesawat kepresidenan.

Saya tidak memungkiri bahwa menumpangi pesawat Indonesia Satu adalah salah satu pengalaman yang menyenangkan. Tentu saja, ini tidak gratis. Bukan, saya tidak bicara soal tiket penerbangan. Beberapa followers di Instagram menunjukkan antusiasme ketika saya mengunggah foto penerbangan Indonesia Satu. Namun, ada harga yang harus saya bayar: perjalanan yang meletihkan. Sangat meletihkan.

Ketika presiden melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah, ini bukan kunjungan yang santai. Agenda satu dan agenda lain seperti tidak bersekat.

Padat sekali, dan semua tugas peliputan pun saya lakukan sendiri: lari-lari membawa peralatan liputan, merekam video, wawancara, menulis berita, dan mengirim video. Deskripsi mudahnya: saya hanya punya kesempatan untuk ke toilet ketika berada di rumah makan atau di atas pesawat. Selebihnya, jangan harap.

Salah satu obat pereda keletihan ini adalah jus kacang hijau yang dibagikan di pesawat Indonesia Satu. Setiap kali pesawat tinggal landas dari satu kota ke kota lain, para awak kabin akan mondar-mandir membawa baki penuh dengan gelas-gelas kecil berisi jus kacang hijau. Jus kacang hijau inilah yang selalu saya incar ketika saya duduk di dalam kabin.

Tidak hanya jus kacang kacang hijau sebenarnya, jus jeruk atau jus pir juga ada. Namun, jus kacang hijau ini sangat identik dengan pesawat kepresidenan. Tidak terlalu manis, tidak terlalu encer juga. Lidah saya masih bisa merasakan tekstur lembut kacang hijau yang sudah dihancurkan.

img-20161113-wa0010.jpg
Salah satu kemewahan di atas udara, jus kacang hijau. Foto: Adhit Setiawan.

Jus ini dibagikan oleh para Wanita TNI Angkatan Udara, atau Wara, sebutan untuk para prajurit TNI Angkatan Udara. Jangan salah, para Wara yang bertugas sebagai awak kabin di pesawat Indonesia Satu ini tidak kalah rupawan dan tangkas dengan para pramugari di pesawat-pesawat komersil.

Semua Wara yang bertugas di kabin pesawat Indonesia Satu telah mendapat pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Garuda Indonesia.

Percayalah, senyum ramah mereka menjadi pelengkap segarnya jus kacang hijau dan handuk basah yang dibagikan di pesawat kepada para penumpang pesawat Indonesia Satu.

“Mohon izin, berkenan nasi dengan ayam atau mie goreng sea food?”, saya tersenyum saat pertama kali mendengar pertanyaan seperti ini dari seorang awak kabin pesawat.

Semua pengoperasian penerbangan pesawat Indonesia Satu dilakukan oleh TNI AU, termasuk pilot yang juga merupakan perwira TNI AU, misalnya seorang Letnan Kolonel. Namun, perawatan pesawat ditopang oleh Garuda Maintenance Facility, anak perusahaan PT Garuda Indonesia. Bahkan, saya bisa melihat logo Garuda Indonesia di semua peralatan makan yang digunakan di dalam pesawat Indonesia Satu.

img_20161029_081135.jpg
Setiap menu di pesawat Indonesia Satu dihidangkan lengkap. Mulai dari makanan pembuka, makanan berat, hingga makanan pencuci mulut.

Apakah saya bisa duduk dalam satu kabin dengan presiden? Tidak. Kabin di dalam pesawat Indonesia Satu dibagi menjadi tiga bagian. Ruang khusus untuk presiden yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bekerja dan beristirahat, kabin berisi 12 kursi untuk para menteri dan pejabat-pejabat lain, serta kabin berisi 51 kursi untuk para Pasukan Pengamanan Presiden, wartawan, dan para pegawai sekretariat presiden.

Tas Anda aman dalam bagasi pesawat? Gembok saja tidak cukup melindungi tas Anda. Baca tulisan saya di sini.

Setiap kursi penumpang dilengkapi dengan sebuah monitor kecil dan peranti head phone. Dengan monitor inilah saya bisa menikmati hiburan-hiburan seperti film dan musik—setelah saya merampungkan penulisan berita—atau melihat kondisi di luar pesawat melalui kamera yang dipasang di ekor pesawat Indonesia Satu.

Pesawat Indonesia Satu bernomor registrasi RI-001. Pesawat ini adalah hasil modifikasi dari pesawat Boeing 737-800, salah satu varian dari pesawat Boeing Business Jet 2. Maka, selain disebut sebagai pesawat Indonesia Satu, pesawat kepresidenan pun kerap disebut dengan nama BBJ-2.

img_20161029_075041.jpg
Pesawat Indonesia Satu saat baru lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Oktober lalu.

Sejak didatangkan dari Georgia, Amerika Serikat, pada tahun 2014, pesawat Indonesia Satu sudah digunakan oleh dua presiden Republik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo.

Modifikasi yang dilakukan untuk pesawat ini tentu disesuaikan dengan standar pengamanan dan kebutuhan untuk menunjang kinerja presiden. Saya tidak akan secara detail mendeskripsikan lokasi duduk presiden di dalam pesawat atau hal-hal lain yang menyangkut keamanan VVIP.

Hingga kini, mungkin saya sudah sekitar sepuluh kali mengikuti penerbangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo dengan pesawat Indonesia Satu.

Selain pesawat kepresidenan, ada pula helikopter kepresidenan yang biasanya digunakan presiden untuk berkunjung ke daerah tertentu.

Kini, penampilan helikopter kepresidenan pun berubah. Helikopter Super Puma kepresidenan memiliki corak baru yang sama dengan pesawat Indonesia Satu: berwarna biru dan putih yang dipisahkan oleh garis merah putih.

Bagaimana? Anda berkenan untuk menjadi jurnalis dan ikut mengangkasa dengan pesawat Indonesia Satu, mohon izin?

83 thoughts on “Mengangkasa dengan Pesawat Kepresidenan”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.