Wawancara

Annisa Malati: Dibayar untuk Jalan-jalan dan Masuk TV

Setiap pagi, manusia dihadapkan pada dua pilihan: melanjutkan mimpinya atau mewujudkan mimpinya. Annisa Malati memilih yang kedua. Annisa tidak sekedar mengejar tiket penerbangan murah ke pelosok negeri atau mengejar festival budaya di suatu daerah, untuk menyatakan cintanya pada dunia traveling. Lebih dari itu, ia mengejar mimpinya untuk menjadikan dunia traveling sebagai lahannya menancapkan karir.

Kini Annisa adalah seorang host, atau pemandu acara Explore Indonesia di KompasTV. Traveling dan dibayar, terdengar menggiurkan. Benarkah? Apakah cinta Annisa untuk selalu bisa bepergian justru memudar setelah traveling menjadi sebuah tanggung jawab? Ikuti saja obrolan saya bersama Annisa.

Untitled13
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Jalan-jalan keliling Indonesia, dibayar, dan jadi terkenal. Ini bisa dibilang salah satu dream job kebanyakan orang. Apa yang bisa kamu bilang soal pekerjaan ini?

Like a dream come true. Kebahagiaan mana lagi yang bisa kita dapatkan dengan memiliki pekerjaan yang sesuai dengan hobi kita. Bahkan bisa dibilang menjadi impian banyak orang saat ini, sangat-sangat bersyukur walaupun jalan menuju sampai titik ini bisa dikatakan tidak mudah. Maka dari itu, hal yang harus dilakukan saat ini adalah bersyukur, menjalaninya dengan sepenuh hati dan menikmatinya.

“Saya lebih mengenal diri saya yang sesungguhnya, mengetahui sejauh apa kemampuan saya” —Annisa Malati.

Siapa yang memperkenalkan kamu dengan dunia traveling? Lalu sejak kapan traveling jadi bagian dalam hidup kamu?

Keluarga. Sudah sejak kecil diajarkan untuk mandiri dan diajak berpergian oleh keluarga. Kebetulan saya lahir di keluarga yang menyukai traveling walaupun tujuan mereka lebih untuk menikmati dan mencoba kuliner khas suatu daerah, justru hal inilah yang menjadi pemicu ketertarikan saya awalnya dengan dunia traveling.

Untitled11
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Bagaimana kamu mengawali karir sebagai seorang pemandu acara traveling di televisi?

Singkat cerita, setelah lulus kuliah banyak pekerjaan yang saya coba walaupun dalam hati berseberangan dengan keyakinan kira-kira bisa tidak ya bertahan dengan kondisi pekerjaan yang setiap harinya harus berhadapan dengan kemacetan ibu kota, tugas yang menumpuk, serta jam kerja yang mewajibkan kita untuk tiba di kantor pukul 8 pagi dan berakhir di pukul 5 sore, dan segala aktivitas tersebut harus dijalani dalam kurun waktu yang tidak sebentar.

Alasan di atas mengantarkan saya untuk mendaftar dan mengikuti tes hingga tahap penentuan akhir untuk menjadi pramugari di salah satu maskapai penerbangan ternama di Indonesia —dengan tujuan sembari bekerja sembari mengunjungi suatu daerah yang baru— karena hasrat traveling itu masih sangat sulit untuk dihindari. Tapi Tuhan berkata lain dan mungkin belum waktunya untuk saya mendapatkan pekerjaan yang saya impikan pada saat itu.

Sampai pada akhirnya saya diterima bekerja di salah satu stasiun TV swasta dan tidak lama saya bekerja di sana saya ditawari untuk mengikuti sebuah casting menjadi salah satu host program traveling untuk stasiun TV swasta tersebut.

Untitled7
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Seberapa sering kamu traveling dalam setahun (untuk liburan dan pekerjaan)?

Ga tentu sih, tapi bisa kok kita ambil rata-ratanya. Untuk pekerjaan biasanya dalam satu bulan ada satu trip, jadi dalam satu tahun ada 12 destinasi. Sedangkan untuk liburan, dalam satu bulan ada satu destinasi dan bisa jadi dalam satu tahun ada 12 destinasi juga. Sekarang bisa kebayang donk seberapa sering traveling-nya dalam setahun? Hehehe.

Nah, ketika traveling menjadi sebuah pekerjaan, apa kamu pernah merasa bosan, atau bahkan merasa terbebani saat traveling?

Selama ini sih ga pernah, karena selalu ada hal baru yang dirasakan serta pengalaman baru yang didapat dalam setiap perjalanan.Selama kita menikmati pekerjaan tersebut, rasanya bukan beban yang kita rasakan, tapi kebahagiaan.

Untitled10
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Apa makna traveling buat kamu? Sekedar kegiatan berlibur untuk menghibur diri kah? Atau ada yang lain?

A lot…. dan ga cukup sehari kayanya buat nulis makna traveling, karena selalu ada pelajaran baru yang bisa kita dapat dari traveling. Hahahaha.

Untuk menghibur diri sudah pasti, karena kita sebagai manusia juga butuh waktu untuk menyenangkan diri kita sendiri. Tapi banyak makna lain yang saya dapat dari traveling dan bisa dijadikan pelajaran hidup untuk saya.

Saya lebih mengenal Indonesia dengan segala keragamannya dan membuat saya amat bersyukur dilahirkan di Tanah Ibu Pertiwi ini. Mendapatkan pelajaran apa itu toleransi, apa itu menghargai, dan apa itu menghormati dengan segala versi dan berbagai sudut pandang dari setiap daerah.

Saya lebih mengenal diri saya yang sesungguhnya, mengetahui sejauh apa kemampuan saya, dan mengerti setiap keinginan apa yang harus diwujudkan. Karena buat saya traveling sama halnya dengan kita belajar.

Untitled6
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Bagian terbaik dari sebuah perjalanan untuk kamu?

Saling mengenal dan menghargai karakter satu sama lain di dalam tim, kedekatan yang terjalin di dalam tim sampai bisa menghasilkan kerja sama yang baik dan bekerja dengan senang hati. Ditambah bisa bertemu dengan penduduk lokal di suatu daerah, serta bisa merasakan hidup seperti mereka dengan segala keterbatasan yang ada, namun tetap selalu memberikan kenyamanan selama kita berada di sana. Mendapatkan keluarga baru adalah bagian terbaik dari setiap perjalanan yang selama ini saya lakukan.

Untitled2
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Kalau kamu diminta merekomendasikan tiga tempat di Indonesia untuk wisatawan asing, tempat mana saja itu? Alasannya?

Wah kalo boleh sih semua daerah di Indonesia di rekomendasiin! Hehehe.

Bali of course, hahahahaha. Entah kenapa selalu punya alasan untuk kembali ke sana. Senang karena keindahan yang ditawarkan tidak pernah ada habisnya, baik gunung mau pun bawah lautnya. Belum lagi keramahan masyarakat serta karakter dari masyarakat Bali yang tidak pernah mengusik dan mengurusi orang lain and that’s why i really love Bali.

Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai dengan namanya “istimewa”. Kota dengan segudang makanan khasnya serta suasana tradisional yang masih terasa kental selalu membuat saya nyaman untuk tinggal berlama-lama di sana. Ga perlu korek dompet dalam-dalam karena living cost di sana terbilang cukup murah. Hal itu yang membuat saya jatuh hati dengan suasana Jogja.

Aceh, terkenal dengan seribu kedai kopi yang bertebaran dimana-mana, kuliner yang memiliki ciri khas aroma rempah-rempah, dan sejarah dari daerah tersebut membuat saya merekomendasikan Aceh sebagai salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di Indonesia.

Pilihan yang sulit karena dari sekian banyak daerah di Indonesia yang dapat dijadikan rekomendasi untuk berwisata  hanya tiga. Kalau harus memilih tiga ya daerah-daerah di ataslah yang selalu membuat saya ingin kembali ke sana.

Kalau lihat di televisi atau Instagram, kamu nampak sering traveling ke tempat-tempat yang tidak menjanjikan zona nyaman berlibur. Tuntutan pekerjaan atau tuntutan passion?

Tuntutan pekerjaan sudah pasti, justru memang beberapa destinasi yang dituju selalu menjanjikan ketidaknyamanan. Karena konteks di sini kita bekerja, ya kita harus menjalankan segala kegiatan yang ada, mulai dari awal sampai akhir, tanpa terkecuali.

Tapi kembali lagi, kita pun dituntut untuk profesional di sini dan kita juga sudah mengetahui segala resiko dan segala aktivitas seperti apa yang kemungkinan akan kita dapat dan temui dalam pekerjaan ini jadi ya just enjoy and let it flow.

Untitled14
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Tetapi, justru hal tersebut yang membuat saya semakin tertarik akan pekerjaan ini, karena tidak semua orang dapat merasakan apa yang saya alami. Ada perlunya untuk kita bisa keluar dari zona nyaman kita untuk mengetahui lebih banyak lagi apa yang tersimpan di negeri ini. Buat saya, perjuangan serta merasakan ketidaknyamanan tersebut sepadan dengan apa yang saya dapat dari setiap perjalanan saya selama ini.

“Ada perlunya untuk kita bisa keluar dari zona nyaman kita untuk mengetahui lebih banyak lagi apa yang tersimpan di negeri ini” —Annisa Malati.

Perempuan, sering bekerja di tempat-tempat yang jauh dari keluarga. Apa tanggapan keluarga dan suami? (Yes, sorry, guys! She’s married!)

Terlahir sebagai satu-satunya anak perempuan di dalam keluarga tidak menjadikan kedua orang tua saya memiliki rasa khawatir yang berlebihan. Justru mereka selalu memberikan kebebasan kepada anak-anaknya dalam memutuskan apa yang hendak kami pilih dan jalani.

Tidak dimungkiri, rasa khawatir pasti ada, tapi buat mereka selama ada dukungan dan doa yang selalu diberikan di mana pun saya berada jauh lebih penting. Memberikan kepercayaan kepada saya untuk bekerja dalam bidang ini adalah sebuah hal yang mungkin tidak mudah baginya.

Bersyukur memiliki suami yang sangat mengerti akan pekerjaan yang saya miliki, dukungan dan doa pun terus mengalir darinya. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada suami, sekembalinya saya dari pekerjaan pun saya tau apa yang harus saya lakukan sebagai seorang istri. Dukungan dan doa dari mereka semua lah yang menjadikan saya bisa sampai ke titik ini.

Untitled12
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Baca juga: Wawancara Nyomie, dokter hewan yang menggendong anak balitanya ke puncak-puncak gunung.

Tantangan yang dihadapi Annisa sebagai pemandu acara traveling apa sih?

Untuk di awal kesulitannya adalah diharuskan cuap-cuap di depan kamera, hahaha. Bisa dibilang, saya bukan termasuk orang yang pemalu juga sih dan cukup sering juga berbicara di depan orang banyak, tapi hal yang dirasain jauh berbeda saat saya harus berbicara di depan kamera.

Tantangan lainnya, saya diharuskan untuk selalu berani menyentuh dan berinteraksi dengan beberapa binatang —yang bagi orang lain mungkin menakutkan— dan mencoba kuliner ekstrem di beberapa daerah di Indonesia (paham kan maksudnya ekstrem disini? Hahaha).

Datang ke lokasi yang bisa dibilang masih banyak orang belum tau, beberapa kegiatan ekstrem yang kemungkinan bisa mendadak dilakukan demi kebutuhan gambar (untuk televisi.red). Tapi selama ini tantangan yang dihadapi masih dalam batas kewajaran dan tidak membahayakan karena selalu dipastikan keamanannya.

Untitled4
Sumber foto: Instagram @annisamalati

Terakhir,apa kamu punya rencana besar yang berkaitan dengan traveling? Misalnya menulis buku, menjadi traveler terkenal, atau rencana lainnya?

Banyak sih rencana besar yang ada di kepala dan berencana juga untuk diwujudkan satu-persatu, salah satunya punya keinginan untuk bisa menuangkan semua pengalaman yang dialami selama traveling ke dalam sebuah tulisan, entah blog atau buku. Tapi untuk jangka pendek ini masih menikmati dulu proses yang sedang berjalan, sembari belajar dan mencari ilmu yang lebih banyak lagi dari traveling.

Untitled8
Sumber foto: Instagram @annisamalati

48 thoughts on “Annisa Malati: Dibayar untuk Jalan-jalan dan Masuk TV”

  1. Perlu keahlian untuk bisa membawakan acara dengan baik yang mampu menarik untuk di tonton,
    Bloggerpun juga banyak yang jalan jalan dengan gratis dan dibayar melalui media konten tulisan.

    Hmmm…
    emang rejeki bagi yang suka traveling yak… 😀

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.